Mari berantas penipuan berkedok hadiah
Pengalaman saya di bulan Desember 2009 lalu, bisa dikatakan menggelikan bisa juga dikatakan mengesalkan. Pasalnya saya yang waktu itu dalam keadaan gembira ketika istri saya lulus cpns dan ditugaskan di daerah yang jauh dari daerah asal saya. Lalu ditambah lagi dengan peristiwa mengagetkan yang menyatakan saya sebagai orang terpilih memenangkan hadiah empat mobil avanza, ini adalah kejadian tiada terduga sebelumnya.
Waktu itu dipagi hari, saya sedang mencari kebutuhan saya ke warung sekitar rumah baru kami di Kab. Ketapang. Tiba-tiba saya mendapatkan empat buah kertas yang dilipat rapi seukuran kecil dari kotak korek api yang di bungkus rapi. Sepertinya kertas ini sengaja dibuang dipinggir jalan yang ada warungnya. Warna kertasnya yang kontras membuat saya merasa tertarik untuk mengetahui apa isinya. Alhasil saya melonjak kegirangan, Karena menurut isi kertas itu saya adalah pemilik syah atas mobil avanza, dengan catatan saya harus menghubungi no Hape yang tertera di kertas tersebut.
Sebagai seorang yang berpendidikan saya tidak langsung percaya, saya minta tanggapan istri saya dan beberapa orang teman waktu itu. Semua kami yakin ini adalah penipuan, namun jika dilihat sepintas, isi kertas itu tergolong jauh dari entuk penipuan karena disertai dengan alamat lengkap perusahaan, lalu ada tanda tangan serta stempel perusahaan tersebut, ditambah lagi dengan tanda tangan serta stempel basah dari Polda Metro Jaya, Dirjen Pajak RI, serta di syahkan oleh Notaris. Ada pula logo RCTI, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, serta SCTV yang apa maksudnya kurang jelas.
Sekarang di bulan Agustus 2010 saya menemukan lagi selembar kertas dengan bentuk dan tulisan yang hampir sama.
Pada Desember 2009 lalu itu karena penasaran sayapun mencoba menghubungi no. hp yang tertera disana, di hujung
Diantaranya saya harus menyetor uang ke rekening perusahaan sebagai ganti biaya-biaya seperti biaya mengeluarkan
Saya berusaha tenang dan mencoba menggoda customer service itu dengan menyebutkan, bahwa saya bersedia menyerahkan seperdua dari harga hadiah yang saya terima asalkan hadiahnya saya terima di alamat tanpa saya melakukan apa-apa. Namun permintaan saya di tolak dengan mentah serta berusaha menutup pembicaraan dengan alasan yang tidak masuk akal.
Sungguh hal yang menyebalkan serta tragis sebenarnya jika kejadian seperti ini terjadi pada orang-orang yang langsung percaya dan mengikuti langkah-langkah yang mereka instruksikan. Maka tidak terbayang sudah berapa banyak orang yang sudah mereka tipu, buktinya setelah 7 bulan berlalu saya masih menemukan kertas yang serupa dengan penyesuaian disana-sini. Dan semakin kuat dugaan saya bahwa ini adalah perbuatan yang tidak bertanggung jawab serta dilakukan dengan terorganisisr dengan rapi serta berulang-ulang. Karena ketika saya mendiskusikan pengalaman ini kepada seorang kenalan saya di Bandara Soekarno hatta, yang kebetulan seorang yang berpangkat tinggi juga di Polda Metro Jaya. Beliau menanggapi kejadian ini dengan tenang bahkan menurut ceritanya, beliaupun juga pernah iseng menanggapi pemeritahuan menang hadiah serupa yang didapatkan anak beliau dalam kemasan makanan ringan.
Bahkan ketika kasus ini di lontarkan pada kawan-kawan di Facebook, tidak sedikit dari mereka juga pernah mendengar kabar yang serupa. Karena itu sudah dipastikan korban mereka sudah tidak sedikit dengan hasil yang tentunya menguntung
Pertanyaan besarnya, kenapa kejadian ini tidak pernah saya dengar di radio atau di televisi, maupun suratkabar baik lokal maupun nasional. Apakah tidak ada korban yang mengadu, atau tidak di gubrisnya masalah ini.
Berikut akan saya copy pastekan foto dari salah satu kupon yang mereka sebar ditengah masyarakat.