Kamis, 14 Juli 2016

Kegiatan di Bulan Ramadhon dulu dan sekarang

Zam Katik Sulaiman 9 Agustus 2010 ·

Kegiatan di Bulan Ramadhon dulu dan sekarang

Alhamdulillah, semoga Allah SWT memberikan izin nya kepada kita semua untuk kembali menemui sebuah bulan yang istimewa dibanding sebelas bulan yang lainnya.
Ramadhon 1431 H kali ini bertepatan dengan tahun 2010 Masehi, semoga Allah berkenan mencurahkan rahmat dan karunia nya serta mengizinkan kita menemui malam yang agung yakni malam Lailatul qodar, amin Ya Rabbal Alamin.

Sepertinya bulan Puasa kali ini bagi saya dan keluarga khususnya akan berbeda dengan tahun tahun sebelumnya, dimana kami dibulan penuh berbagi ini tidak lagi bersama keluarga besar yang tercinta. Berhubung semenjak Desember 2009 yang lalu Alhamdulillah Istri saya dibukakan pintu Rezki melalui CPNS dan ditugaskan di salah satu daerah yang dikenal dengan benua Kayong yang lokasinya cukup jauh dari Kota asal kami, dimana memerlukan tiga kali naik pesawat terbang.

Dulu biasanya kami menjelang puasa ini akan mendatangi keluarga terdekat untuk saling meminta maaf atas salah khilaf selama ini dan tak lupa juga mengadakan ziarah kubur orang-orang tua yang telah mendahului sebagai bentuk tafakur sejenak untuk mengingatkan bahwa kita yang hidup ini suatu waktu juga akan dipanggil oleh Allah Azza wa jalla. Walaupun orang tua tinggal agak berjauhan di kota yang berbeda, namun biasanya saya menyempatkan diri untuk mengunjungi beliau dan menyempatkan diri sehari atau dua hari untuk sahur dan berbuka bersama di kampung halaman yang tercinta. Namun berbeda dengan tahun ini, sepertinya hanya akan bersilaturrahmi dengan keluarga hanya melalui pesawat Telepon, dan tentu saja tidak bisa berziarah kubur.

Sekarang adalah senin tanggal 9 Agustus 2010, sesuai informasi yang beredar dari masyarakat dan pengumuman pemerintah bahwa tanggal satu Ramadhon akan masuk dua malam lagi dari sekarang, yakni Rabu tanggal 11 Agustus 2010. Alhamdulillah magrib tadi saya telah menyempatkan diri untuk mengikuti rapat pengurus Surau di dekat rumah kami. Surau ini berada di komplek Bandara, jadi kalau siang hari banyak para musafir yang memanfaatkan keberadaan Surau ini untuk beribadah menjelang keberangkatnnya.

Rapat Jamaah Surau tadi adalah khusus membahas agenda Surau untuk bulan ramadhon Kedepan. Ternyata dari paparan dan kesepakatan pengurus serta jamaah tadi, saya merasa bakal mengalami sebuah kondisi yang berbeda juga dengan kondisi Ramadhon saya yang lalu-lalu. Dimana kalau di daerah asal saya sana, biasanya pengurus Mesjid atau Surau akan sangat memanfaatkan kehadiran Jamaah yang biasanya membludak di bulan ramadhon ini dengan syiar dan dakwah, baik itu berupa siraman rohani (biasanya disebut ceramah ramadhon) sehabis Sholat Isya dua puluh atau tiga puluh menit menjelang Sholat Sunnat Tarawih, maupun kuliah Subuh sehabis Sholat subuh berjamaah dan terkadang juga di ikuti dengan kajian Dhuha bagi ibu-ibu.

Ternyata di Surau dekat tempat tinggal saya sekarang, ceramah Ramadhonnya hanya akan dilakukan sekali dalam sepuluh hari. Untuk kuliah subuh hanya dilakukan sekali seminggu diwaktu libur dengan alasan agar tidak mengganggu aktivitas kerja. Dulu pernah saya iseng-iseng bertanya kepada pengurus Mesjid atau surau di daerah asal saya sana, kenapa kuantitas Ceramah dibulan Ramadhon ini ditingkatkan? Jawabannya pertama adalah untuk mengisi waktu sebaik mungkin dengan amal dan ilmu, kedua adalah karena hanya dibulan Ramadhon lah kesempatan pengurus Mesjid atau Surau bisa mengumpulkan jamaah dalam angka yang lebih dibanding bulan-bulan yang lain. Jadi sangat sayang kalau kehadiran mereka tidak kita isi dengan tausyiah-tausyiah. Karena juga akan merugilah kita jika beramal tanpa ilmu. Disamping itu yang tak kalah pentingnya lagi adalah sebagai pemotivasi kepada sesama untuk berfastabikul khoirat, bisa jadi dengan mendengarkan ceramah agama disetiap Ramadhon akan menjadikan asbab bagi mereka untuk dapatkan hidayah sehingga bisa beramal lebih dibulan-bulan lain diluar ramadhon.

Satu hal lagi yang membuat saya senang di kota asal saya adalah telah diselenggarakannya semacam kegiatan pendidikan khusus agama bagi anak-anak usia sekolah, yang dinamakan dengan Pesantren Ramadhon. Mulanya ini hanyalah kebiasaan beberapa aktifis dakwah dikampus, lalu menular kepada aktifis remaja mesjid. Dan Alhamdulillah semenjak 2003 atau 2004 yang lalu, di Kota tersebut melalui Surat keputusan Walikotanya sudah mewajibkan anak sekolah tingkat SD, SLTP, dan SLTA untuk mengikuti kegiatan Pesantren selama bulan Ramadhon. Hasilnya saya nilai sangat luar biasa, dimana anak-anak usia sekolah terlihat lebih sopan dan lebih giat beribadah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Yang tadinya hanya berpakaian seragam sekolah umum, sekarang sudah banyak yang berpakaian muslim. Bahkan akhir-akhir ini Walikota pun sudah mewajibkan anak sekolah dan guru yang beragama muslim untuk berpakaian muslim dan muslimah. Dan satu hal lagi yang membanggakan disana adalah sudah banyak (diatas 80 porsen) anak Sekolah bisa dikatakan hafal Asmaul Husna.

Kegiatan pesantren Ramadhon ini dilaksanakan secara fleksibel, dulu ada yang melakukannya diluar Ramadhon sehingga hanya dinamai dengan Pesantren Kilat. Ada yang dua hari tiga malam, ada yang seminggu tapi hanya siang hari. Lalu ada lagi satu minggu untuk Tingkat SD, Minggu kedua tingkat SLTP, dan minggu ketiga untuk tingkat SLTA. Atau bisa juga sebulan atau penuh tiga minggu, namun jadwal sehari dibagi jadi tiga. Subuh sampai jam sepuluh untuk SLTA, dilanjutkan dengan SLTP sampai Dzuhur, serta tingkat SD pada bakda dzuhur hingga ashar. Untuk biayanya mulanya juga bervariasi, ada yang dibebankan separoh pada peserta separoh lagi kepada Kas Mesjid dan ditambah dengan sumbangan Pemerintah dan pihak swasta serta masyarakat lingkungan. Namun sekarang Alhamdulillah Pesantren Ramadhon sepertinya sudah dibiayai penuh dari Anggaran daerah, bahkan peserta nya di beri Piagam atau sertifikat dengan dilengkapi penilaian yang dijadikan nilai pelengkap nilai pelajaran agama di sekolah. Kurang lebih seperti itu.

Kalau di daerah domisili saya sekarang ini sebetulnya saya sangat senang dengan kondisi jemaah Mesjid atau Surau keseluruhan, secara umum jamaah sholat lima waktu bisa dikatakan penuh satu atau satu setengah syaf. Dan berbagai fikrah pergerakan dakwah pun terlihat hidup mewarnai jamaahnya. Saya berniat dibulan Ramadhon ini akan menyempatkan diri untuk berkeliling ke beberapa mesjid atau surau di daerah ini.

Saya akan mencoba mengambil hikmah dan pelajaran dari daerah yang berbeda, sebagai pemotivasi saya dalam kehidupan masa yang akan datang.
Dan saya juga berniat untuk itiqof sepuluh hari ramadhon terakhir seperti dulu lagi.
Semoga Allah memberkahi saya dalam setiap Ramadhon-ramadhon berikutnya, Amin ya Rabbal Alamin.

Tidak ada komentar: